Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2018

Kita Bagai Merkurius dan Pluto

Tak ada sedikitpun niat untuk mencari perbedaan, namun perbedaan kita memang sangat jauh.  Tidak hanya seperti langit dan bumi yang meskipun berbeda, tapi tidak begitu jauh karena masih dalam satu planet. Kita bahkan bagai Merkurius dan Pluto. Kau begitu dekat dengan matahari, kau begitu terang, hangat dan selalu mendapat sinarnya. Sementara aku begitu gelap, dingin dan terasing. Aku bahkan sudah tidak dianggap lagi sebagai sebuah planet, karena jarak yang sangat jauh dari Matahari, terasing, terkucil, dan tidak lagi berjalan dalam orbit mengelilingi Matahari. Kau pasti tahu bukan, Merkurius dan Bumi saja kerap saling menyombongkan diri mereka. Merkurius mengatakan bahwa dia adalah planet yang paling terang dan hangat, meski hangat adalah istilah yang ia ciptakan sendiri. Sementara Bumi, tentu saja ia membanggakan kehidupan makhluk yang ada di dalamnya. Dan... Kau lihat sendiri bukan? Merkurius dan Bumi saja yang berjarak cukup dekat karena hanya dibatasi sebuah planet, tidak bis...

Sebuah Catatan

Hari ini kurasakan, embun yang selama ini bergelayut di hatiku telah terjatuh. Entah karena memang sudah tak bisa lagi kutahan atau memang sudah seharusnya terjatuh. Dan yang kurasakan, entah...lah Entah lega ataupun tersiksa, aku juga tak tahu apa yang harus kulakukan. Apa aku harus menangis atau sebaliknya. Aku bahkan sudah lupa, kapan terakhir kalinya aku menangis... Apa aku sudah terlalu sering menangis, hingga kupikir... Bahwa air mataku pun telah kering.

Surat untuk Teman

Teman, aku masih tak mengerti apa yang terjadi pada kita. Dulu.. Kita sering bercanda, kau hibur aku dengan lucunya kata, hingga aku merasa seakan-akan akulah orang paling bahagia di dunia. Tapi sayang.. Itu semua tak lagi rasanya ada. Teman, tak lagikah kau ingat? Dulu.. Kita selalu bersama Kau hibur aku dengan canda dan tawa Kau bagi aku dengan air mata duka Tapi sekarang, kemana itu semua? Usah air mata duka Usah canda dan tawa Sekedar sapapun Tak lagi terdengar nada Teman, untuk kesekian kalinya Aku tetap tak mengerti a pa yang sedang terjadi kini Kumohon..  Jangan membuat risau diri Jangan buat gelisah hati Jangan membuatku bingung Jangan buat aku tersiksa karena sikap Sekarang..  Hanya satu yang terlintas di benakku Satu pertanyaan yang mungkin tak bisa kau jawab untukku :"Adakah gerangan sesuatu yang kau sembunyikan dariku? " 19-20 Februari 2011

Tragedi Rasa

Ingin rasanya kuberlari Jauh, di tempat yang tak terhampiri Berteman dengan sunyi Berkawan dengan sepi Ingin rasanya kuberlari Jauh, di tempat yang tak terhampiri Mengintropeksi diri Bertafakur melawan gejolak hati Ingin rasanya kuberlari Jauh, di tempat yang tak terhampiri Dan berkata pada hati :"Buanglah, buanglah rasa ini!" Rasa yang harusnya tak ada Dan tak boleh pernah ada Aku hanya bisa menangis Marah, dan bertanya pada diri Siapakah yang menciptakan pepatah ini? : "Cinta Itu Buta." 18 Juni 2010

Perang Jiwa

Akal masih mampu meredam rasa Jiwa masih mampu menahan gejolak sukma Tapi hati.. Hati tak mampu menutupi rasa Hati tak ingin memberontak raga Hati tak suka mencabik lara Hati tak sudi menderai sukma Tapi kenapa..? Hanya hati yang menanggung serpihan rasa Hanya hati yang menerima sobekan luka Hati tak pernah berdusta pada jiwa Hati selalu apa adanya pada lara Namun kenapa hanya hati yang tersiksa Mungkinkah karena hanya hati yang bisa membangkitkan rasa... Rasa yang seharusnya tak ada Dan tak boleh pernah ada.. 16 Juni 2010

Lelah

Lelah daku berharap Namun tak kunjung ada kepastian Lelah daku bertanya Namun tak kunjung ada jawaban Terkadang.. Sempat aku berpikir Untuk apa aku menangis Bukankah semua tak akan berubah Meski air mata berganti menjadi darah Aku hanya lelah Menjalani ketidakpastian ini dan lelah Dalam ketidakmengertianku 12 September 2011

Gejolak Hati

Tak perlu lagi ku bertanya,  karena aku sudah tak memerlukan jawabannya. Aku mengerti, memang sudah seharusnya seperti ini. Tak ada pertanyaan yang pasti dan tak akan ada jawaban yang berarti. Buat apa mencari arti jika tak berguna bagi diri. Usah ku ratapi jika hanya menimbulkan rasa benci. Ku ingin menyudahi ini. Pergi, lari dan menyendiri. Mengarungi samudra hati, menyelami selaksa diri. Hingga akhirnya kuputuskan, untuk bunuh diri.... 22 Maret 2011

Hujan

Hanya hujan yang terasa Menyapu bumi yang basah sunyi Lindap oleh air mata duka : sampai kapankah ini akan terus terjadi? Hanya hujan yang terasa dingin, kelam takut Hujan paksa buka lembaran lama Kisah hitam, kelam Benci Hujan,  Jangan tambah kepedihanku!  27 Februari 2011